Senin, 20 Desember 2010

LEMAHNYA HUKUM INDONESIA

Salah satu contoh kasus Gayus Tambunan yang saat ini tidak jelas,
 Keluarnya Gayus Tambunan dari tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok pada beberapa waktu lalu akibat lemahnya pengawasan di internal Polri.
“Masalah Gayus ini bukan persoalan kecil lagi, sehingga penanganannya harus dilakukan secara ekstra ketat,
Sebenarnya aparat penegak hukum di Indonesia harus lebih ketat, apalagi mereka dipercaya untuk mengawal seseorang yang sudah dinyatakan tersangka dan ditahan di kepolisian atau kejaksaan. “Bagaimana seorang Gayus bisa keluar dari tahanan dan pergi ke Bali, hanya untuk menonton pertandingan tenis, ini akibat pengawasan yang lemah, sementara Gayus sendiri tidak punya keterkaitan dengan pertandingan itu,
Informasi yang didengar, keluarnya Gayus dari tahanan Kelapa dua itu juga menghabiskan dana mencapai Rp300 juta, sehingga hal itu menandakan ada jaringan yang kuat supaya tersangka bisa bebas berkeliaran di luar ruang tahanan.

Saya berharap kasua Gayus Tambunan di selesaikan secara cepat,jika tidak,saya yakin akan ada Gayus-Gayus  baru.

Sumber:  www.indonesiaheadlines.com

PERKEMBANGAN PENDUDUK

JUMLAH penduduk DKI Jakarta terus bertambah sepanjang tahun 1961-2000. Pada tahun 1961, jumlah penduduk DKI Jakarta baru mencapai 2,91 juta jiwa. Kemudian pada tahun 1971 menjadi 4,55 juta jiwa, tahun 1980 menjadi 6,48 juta jiwa, tahun 1990 bertambah lagi menjadi 8,23 juta jiwa dan akhir tahun 2000 diperkirakan mencapai 9,72 juta jiwa. Diharapkan melalui Sensus Penduduk tahun 2000 ini jumlah penduduk hasil proyeksi dapat dikoreksi secara lebih akurat.

KOTAMADYASP 1961SP 1971SP 1980SP 1990SP 2000
Jakarta Pusat1,002.101,260.301,236.901,074.80948.20
Jakarta Utara469.80612.40976.401,362.901,697.00
Jakarta Barat469.50820.801,231.201,815.302,389.90
Jakarta Selatan466.401,050.901,579.801,905.002,090.30
Jakarta Timur498.70802.101,456.702,064.502,595.00
DKI Jakarta2,906.504,546.506,481.008,222.509,720.40
KAB+KODYA




Bogor1,257.801,597.202,493.903,736.205,423.30
Tangerang817.201,025.701,529.102,765.004,594.20
Bekasi669.70803.001,143.602,104.403,570.60
BOTABEK2,744.703,425.905,166.608,605.6013,588.10
JABOTABEK5,651.207,972.4011,647.6016,828.1023,308.50

      Tingginya pergerakan penduduk dari DKI Jakarta ke wilayah Bogor, Tangerang dan Bekasi (BOTABEK) telah membawa konsekuensi tersendiri terhadap laju pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut. Jika pada tahun 1961 jumlah penduduknya hanya mencapai 2,74 juta jiwa, maka pada tahun 2000 diperkirakan mencapai 13,59 juta jiwa. Pada tahun 1961 hingga 1971, jumlah penduduk Jakarta Pusat merupakan yang tertinggi dibandingkan kotamadya lainnya. Namun setelah tahun 1980 berangsur-angsur penduduk Jakarta Pusat mengalami penurunan, bahkan pada tahun 1990 hingga tahun 2000 penduduk di wilayah ini merupakan yang terkecil dibandingkan wilayah lainnya. Walaupun penduduk DKI Jakarta terus mengalami peningkatan, namun demikian laju pertumbuhan penduduk sepanjang kurun waktu 1961-2000 terus mengalami penurunan.
 
Sumber:www.jakarta.go.id